Indonesia berpotensi besar untuk pembangunan rendah emisi karbon

Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim 
Rachmat Witoelar 
Jakarta - Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) Rachmat Witoelar mengatakan Indoesia memiliki potensi yang sangat besar dalam mendukung pembangunan rendah emisi karbon.


Contoh konkrit dari potensi itu adalah dengan mengganti penggunaan sumber tenaga fosil ke non-fosil. 

"(Sumber daya) bukan minyak bumi yang paling besar adalah geothermal," katanya saat peluncuran Indonesia Climate Change Day.

Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi energi alternatif berupa tenaga air angin, biomasa, dan tenaga surya. 

Selain penggunaan energi alternatif, cara yang paling cepat untuk mendukung pembangunan rendah emisi karbon adalah dengan melakukan penghematan energi misalnya mematikan lampu di siang hari.

Menurutnya, energi panas bumi yang digunakan di Indonesia baru sekitar empat hingga enam persen. 

"Kita punya 100, tapi yang kita pakai cuma empat sampai enam. Padahal kita negara kedua yang punya potensi panas bumi tinggi," tegasnya.

Hal itu disebabkan biaya yang tidak murah untuk mulai menggunakan energi panas bumi.

"Dan itu mesti masuk ke hutan-hutan lindung. Jadi, urusannya panjang," jelasnya.


(nta, ANTARA News)


Share this

"Otak kita tidak diciptakan untuk membuat kita bahagia, otak kita diciptakan untuk membuat kita bertahan. Tidak masalah seberapa banyak kita gagal, karena kelegaan terbesar saat kita gagal adalah ketika kita tahu sudah melakukan yang terbaik." | BongChandra

Related Posts

Previous
Next Post »