Sempat Tolak Ketemu Teman-temannya, Begini Kisah Maria Hadapi Kanker Payudara

Sempat Tolak Ketemu Teman-temannya, Begini Kisah Maria Hadapi Kanker PayudaraJakarta, Diagnosis kanker payudara stadium 2B itu membuat Maria Sudiarta (57) terpuruk. Saking terpuruknya dia enggan bertemu dengan teman-temannya. Saat mendapati diagnosis kanker payudara, Maria merasa hidupnya tak lama lagi.

"Waktu itu saya sempat nggak terima dapat penyakit ini. Kenapa harus saya. Bahkan saya sempat menolak teman-teman yang datang. Tapi dukungan keluarga, suami, anak-anak membuat saya bangkit dan mau menerima," tutur Maria kepada detikHealth di sela-sela pertemuan para penyintas kanker payudara yang digelar Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) beberapa waktu lalu.

Saat itu Maria ingat benar, ketiga anaknya memberikan semangat sambil menangis. Mereka tidak mau Maria menyerah pada kanker payudara. "Kata anak-anak saya harus berobat, harus kuat. Ingat anak-anak dan keluarga membuat saya jadi semangat," kenang Maria akan peristiwa enam tahun lalu itu.

Baca juga: Karena Mammografi, Santi Bersyukur Tanda Kanker Payudaranya Segera Ketahuan

Maria sempat minum kunyit putih. Konon herba tersebut bisa membantu menghilangkan kanker dari tubuhnya. Meski demikian, Maria tidak meninggalkan pengobatan medis.

"Waktu didiagnosis itu saya stadium 2B. Saya pun nggak ada riwayat kanker payudara di keluarga. Setelah menjalani beberapa tes termasuk biopsi, keluar jadwal operasi. Saya takut sebenarnya. Tapi kan harus segera (dioperasi), kalau nggak nanti bisa menyebar lebih cepat," tutur perempuan asal Bali ini.

Akhirnya Maria merelakan payudara kanannya diangkat. Setelah itu dia pun harus menjalani kemoterapi. Saat kemo, dia merasa mual dan pusing sehingga susah makan. Namun karena ingin sembuh, Maria memaksakan diri untuk tetap makan.

"Mau nggak mau harus dipaksa. Kalau nggak makan mau dapat energi dari mana. Saya banyak makan buah dan sayur. Saya juga banyakin istirahat," imbuhnya.

Kata Maria, kanker payudara bisa menyerang siapa saja. Namun penyakit ini bukan akhir dari semua. "Hidup manusia itu tergantung Tuhan. Kita, manusia, yang berusaha menjaga kesehatan dan tubuh kita. Kalau sakit, kita harus berusaha mencari pengobatan," ucap Mario mengunci perbincangan.

Share this

"Otak kita tidak diciptakan untuk membuat kita bahagia, otak kita diciptakan untuk membuat kita bertahan. Tidak masalah seberapa banyak kita gagal, karena kelegaan terbesar saat kita gagal adalah ketika kita tahu sudah melakukan yang terbaik." | BongChandra

Related Posts

Previous
Next Post »